Rencana untuk membolos udah terfikir dari tadi pagi. Uda pasti membolos nich. Niat buruk ada aja alasan buat semakin ku tak menghadiri kelas.
Ku merelakan nilai begitu ja dan pergi seperti pengecut. Tak berani menghadapi tantangan yang di berikan dosen.
Sungguh payah kau ini, bagaimana bisa kau membanggakan orang tuamu kalau terus seperti ini.
Mendengarnya saja sudah merinding palagi melihatnya.. langsung lemas ni tulang tulang ku. Langsung aja ku teriak minta tolong, menyuruh siapapun untuk menjauhkan hewan ini dari diriku. Kalau perlu buang jauh hingga ke kutub utara sekalian. Ya itulah LABA-LABA, hewan yang sungguh mengerikan, lebih mengerikan dari anaconda yang super gede. Tapi tetep aja ku nggak tega kalau hewan tersebut dibunuh. Jauhkan saja cukup asal tidak kembali.
Semakin ku takut, semakin ku penasaran. Iseng - iseng search aja, semoga aja bisa ngilangin phobiaku.
Laba-laba Laut Raksasa
Laba-laba pemancing (Dolomedes triton)
Laba-laba pemancing (Dolomedes triton) termasuk makhluk hidup paling berbakat dalam hal melakukan pekerjaan yang tampak sesulit berjalan di atas air. Laba-laba ini benar-benar memperlihatkan keajaiban makhluk hidup dengan cara berjalan di atas air yang mereka terapkan. Bagi laba-laba itu, permukaan air layaknya lantai dansa.
Laba-laba pemancing mengintai di sepanjang tepian kolam atau sungai, dan saat seekor serangga jatuh ke permukaan air, mereka berlari menyeberanginya untuk menyergap mangsa mereka. Selain itu, laba-laba itu juga bisa mencelupkan kaki mereka ke bawah permukaan air dan menangkap berudu dan ikan kecil yang sedang berenang.
Hal pertama yang harus dilakukan hewan-hewan dengan gaya hidup seperti itu adalah kemampuan berpijak di atas permukaan air. Laba-laba pemancing memanfaatkan tegangan permukaan air. Molekul-molekul air memiliki gaya tarik-menarik yang lebih besar dibandingkan dengan molekul-molekul di udara. Daya tarik-menarik molekul ini menjadikan permukaan air menyerupai lapisan karet. Ketika laba-laba meletakkan kakinya di atas air, tekanan berbentuk lesung terbentuk di sekeliling kakinya, dan air mendorong balik ke atas untuk meratakan kembali permukaannya.
Tegangan permukaan bukanlah sebuah gaya berkekuatan besar: misalnya, jika Anda melempar sebuah batu ke dalam air, batu itu akan segera tenggelam. Akan tetapi, laba-laba berbobot ringan dan kaki-kakinya memiliki lapisan luar lilin yang kedap air. Selain itu, mereka memiliki kaki yang panjang dan ini memungkinkannya berdiri di atas permukaan air. Karena tegangan permukaan menolak benda-benda di atas air dari titik terjauhnya, kaki yang panjang berarti tegangan permukaan yang lebih besar. (Itulah mengapa sebatang jarum tidak tenggelam tatkala diletakkan secara mendatar pada permukaan air).
Walaupun tegangan permukaan memungkinkan laba-laba pemancing bertumpu di atas permukaan air, tapi tegangan permukaan tidak memungkinkannya bergerak ke tempat lain. Kaki berlapis lilin sang laba-laba tidak pula mencukupinya untuk berjalan di atas permukaan air. Akan tetapi air menyediakan permukaan yang cukup licin bagi laba-laba untuk bergerak di atasnya.
Laba-laba Pemancing Melintas Dengan Mendayung
Laba-laba pemancing menggunakan 3 cara gerak yang berbeda saat melintas di atas air. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Suter dari Vassar College memperlihatkan bahwa laba-laba mendayung di atas air dengan menggunakan lesung yang dibuat kaki-kaki mereka di atas air. Ketika menggerakkan salah satu kakinya ke arah belakang laba-laba pemancing juga mendorong lesungnya ke belakang dengan kaki itu. Saat lesung ini bergerak, kaki laba-laba itu bertindak sebagai dayung dan memberikan tenaga yang mendorong air dan sang laba-laba ke depan. Selain itu, laba-laba itu menggunakan 2 kaki tengahnya dari 4 pasang kakinya untuk mendayung. Kaki depan dan kaki belakang dibiarkan tidak bergerak. Laba-laba menggunakan kaki-kaki ini untuk gerakan yang memungkinkan laba-laba itu berada di atas permukaan air.
Kecepatan laba-laba pemancing terbatas. Untuk meningkatkan kecepatan, seekor laba-laba membuat lesung-lesung yang lebih dalam atau mendorong lesung-lesung itu ke belakang dengan lebih cepat. Kedua cara ini memperbesar tekanan pada permukaan air, dan setelah batas tertentu tekanan ini melebihi tegangan permukaan dan lesung itu hancur.
Spesies Laba-laba Yang Melompat Dan Berlayar
Ada bentuk kedua dari cara-jalan yang dilakukan laba-laba. Apabila mereka harus berjalan dengan kecepatan melebihi 1 meter per detik, laba-laba harus beralih ke cara kedua ini. Mereka mengangkat kaki mereka hingga hampir tegak lurus, lalu menjatuhkannya dengan cara sedemikian rupa untuk menembus air. Ketika laba-laba mendorong kaki-kakinya ke bawah dan ke belakang, air melakukan reaksi berlawanan dan mendorong laba-laba itu ke atas dan ke depan. Gerakan ke atas mencegah laba-laba tenggelam, dan gerakan ke depan memungkinkannya bergerak maju. Gaya berjalan ini sangat menyerupai cara yang digunakan kadal basilisk ketika berlari di atas air.
Meskipun cara berjalan ini agak sulit bagi laba-laba pemancing, akan tetapi laba-laba itu melakukannya saat hendak menangkap mangsa, ketika harus bergerak cepat, atau untuk meloloskan diri dari musuh. Dalam keadaan yang jauh lebih mendesak, laba-laba itu beralih ke cara berjalan ketiga: berlayar…
Di saat ada angin berhembus laba-laba pemancing kadangkala melambaikan kaki-kakinya ke arah angin (laba-laba yang lebih kecil mengangkat seluruh tubuhnya), yang menyebabkan angin mendorongnya seperti kapal layar. Karena air di bawah tubuh laba-laba sangat licin, daya dorong terlemah mampu membawa laba-laba dari satu tempat ke tempat lainnya.
Penciptaan khusus dalam tubuh laba-laba pemancing dan aneka macam cara berjalan mereka hanyalah sedikit contoh yang memperlihatkan keahlian mencipta yang tak tertandingi serta pengetahuan mahatinggi dari Allah.–harunyahya.com
Phrynus exsul
Jenis ini bukanlah laba-laba yang sebenarnya, sekilas kenampakan lebih mirip dengan kalajengking. Jenis dengan nama latin Phrynus exsul Harvey 2002 ini termasuk anggota Famili Phrynidae, Bangsa Amblypygi, Kelas Arachnida. Jenis ini merupakan satu-satunya anggota Famili Phrynidae di Indonesia bahkan di kawasan Australasia dan Afrika. Namun dari famili lain seperti Famili Charontidae terdapat 8 jenis dan Famili Charinidae 2 jenis. Kelas Amblypygi merupakan kelompok yang secara taksonomi belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, meskipun mereka sering menemukan di lingkungan sekitarnya.
Ciri-ciri Fisik
Secara sekilas kenampakan jenis ini seperti kalajengking namun tidak mempunyai ekor dan tidak berbisa. Badan terbagi menjadi dua bagian yaitu kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax) dan bagian perut (abdomen). Di bagian kepala terdapat alat seperti capit yang sering disebut pedipalp. Capit ini dilengkapi dengan duri-duri yang merupakan karakter penting untuk membedakan jenis satu dengan lainnya. Selain capit juga terdapat organ seperti antena yang panjang yang sebenarnya adalah modifikasi kaki paling depan.
Habitat
Jenis Phrynus exsul pertama kali ditemukan hidup di dalam gua wisata di Pulau Flores. Temuan lain juga menunjukkan bahwa jenis ini juga hidup di luar gua di antara tebing-tebing batu dan bahkan memanjat di batang pohon. Habitat utama kelompok ini adalah gua, celah batuan, di bawah batang kayu dan bebatuan. Bahkan ada bebera jenis lain yang juga hidup bersama dengan rayap dan semut di sarangnya.
Perilaku
Secara umum jenis-jenis dari kelompok Amblypygi mempunyai perilaku pakan sebagai pemangsa. Mereka memakan berbagai jenis Arthropoda lain seperti jangkrik, kecoak bahkan udang yang hidup di dalam sungai. Namun dari jenis Phrynus exsul belum ada penelitian maupun temuan khusus tentang perilaku seperti perilaku pakan, reproduksi dan lain-lain.
Persebaran
Famili Phrynidae mempunyai sebaran utama di Amerika Serikat bagian selatan sampai ke Amerika Selatan. Persebaran ini diyakini sebagai tempat hidup famili ini dan tidak ditemukan di belahan bumi lainnya. Namun pada akhirnya pendapat itu gugur dengan ditemukannya satu jenis baru pada tahun 2002 di kepulauan Flores, Indonesia. Temuan ini tentu saja berdampak pada biogeografi Kelompok Amblypygi di Indonesia bahkan di dunia. Berbagai teori pun muncul untuk menjawab pertanyaan biogeografi ini.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kelompok Abu Sayyaf, juga dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyya, adalah sebuah kelompok separatis yang terdiri dari teroris Muslim yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao.
Khadaffi Janjalani dinamakan sebagai pemimpin kelompok ini oleh Angkatan Bersenjata Filipina.
Dilaporkan bahwa akhir-akhir ini mereka sedang memperluaskan jaringannya ke Malaysia dan Indonesia. Kelompok ini bertanggung jawab terhadap aksi-aksi pemboman, pembunuhan, penculikan, dan pemerasan dalam upaya mendirikan negara Muslim di sebelah barat Mindanao dan Kepulauan Sulu serta menciptakan suasana yang kondusif bagi terciptanya negara besar yang Pan-Islami di Semenanjung Melayu (Indonesia dan Malaysia) di Asia Tenggara. Nama kelompok ini adalah bahasa Arab untuk Pemegang (Abu) Pedang (Sayyaf).
Abu Sayyaf adalah salah satu kelompok separatis terkecil dan kemungkinan paling berbahaya di Mindanao. Beberapa anggotanya pernah belajar atau bekerja di Arab Saudi dan mengembangkan hubungan dengan mujahidin ketika bertempur dan berlatih di Afganistan dan Pakistan.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jemaah Islamiyah, kadangkala dieja Jamaah Islamiah adalah sebuah organisasi militan Islam di Asia Tenggara yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam raksasa di wilayah negara-negara Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina. Pemerintah Amerika Serikat menganggap organisasi ini sebagai organisasi teroris, sementara di Indonesia organisasi ini telah dinyatakan sebagai "korporasi terlarang".
Keberadaan organisasi ini disangkal oleh pemuka-pemuka agama dan para politisi seperti Hamzah Haz dan Amien Rais mengingat sulitnya memahami antara aksi dan tujuan yang hendak dicapai dari setiap aksi.
Menurut informasi intelijen, Jemaah Islamiyah mendapat bantuan keuangan dari kelompok teroris lain seperti Abu Sayyaf dan al-Qaeda. Jemaah Islamiyah berarti "Kelompok Islam" atau "Masyarakat Islam" dan dipemberitaan suratkabar disebut JI.
Jemaah Islamiyah dicurigai melakukan aksi pengeboman Bali 2002 pada tanggal 12 Oktober 2002. Dalam serangan ini, pelaku bom bunuh diri dari Jemaah Islamiyah disebut-sebut menewaskan 202 orang melukai beberapa lainya di sebuah nightclub. Setelah serangan ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Jemaah Islamiyah sebagai pelakunya dan menyatakannya sebagai Organisasi Teroris Asing. Jemaah Islamiyah juga dicurigai melakukan pengeboman Zamboanga, pemboman Metro Manila, dan pemboman kedutaan Australia 2004 di Jakarta.
Sejarah
Menurut pernyataan intelijen, JI merupakan konfederasi beberapa kelompok Islam. Sekitar tahun 1969, dua orang, Abu Bakar Bashir, dan Abdullah Sungkar, dianggap melakukan operasi untuk mengembangkan Darul Islam, sebuah kelompok konservatif Islam. Abdullah Sungkar sudah meninggal, sedangkan Abu Bakar Bashir sendiri membantah keterlibatannya dengan JI dan menyatakan tidak tahu menahu tentang JI. Meskipun JI dituduh melakukan pemboman di hotel JW Mariot, Jakarta, keterkaitan Abu Bakar Bashir dengan aksi itu dinyatakan tidak terbukti oleh pengadilan.
Bashir dan kawan-kawannya mendirikan radio untuk menyampaikan pengajian di Indonesia. Bashir juga mendirikan pesantren di Jawa. Motto dari pesantren itu adalah, "Hidup mulia atau mati mendapat surga."
Tanpa peradilan, Bashir dijebloskan ke penjara semasa pemerintahan Suharto karena dianggap membahayakan dan hidup di penjara selama beberapa tahun.
Selepas dari penjara, Bashir melarikan diri ke Malaysia di tahun 1982. Dia menjadi guru mengaji di Malaysia dan mempunyai banyak pengikut di negeri itu. Saat inilah dia dianggap mendirikan Jemaah Islamiyah dan pengikutnya tersebar juga hingga ke Singapura dan Filipina.
Anggota JI membuat dan menyebarkan pamflet, tapi tidak melakukan aksi teror. Bashir menyerukan jihad tapi dia tidak mau melakukan aksi kekerasan.
Menurut cerita intelijen, Bashir bertemu Riduan Isamuddin, atau Hambali di awal tahun 1990an di sebuah sekolah yang didirikan oleh Bashir. Bashir menjadi pemimpin politik dari organisasi itu sedangkan Hambali menjadi pemimpin militer.
Dikatakan pula bahwa Hambali menginginkan berdirinya kekalifahan Islam di Asia Tenggara, meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, dan Kamboja. Negara seperti ini mempunyai penduduk sekitar 420 juta (menurut data dari CIA World Factbook). Negara seperti ini akan memegang kendali Laut Tiongkok Selatan yang merupakan jalur perkapalan besar dan menjadi pintu gerbang sebagian Asia dan Samudera Hindia. Negara seperti ini juga mempunyai ruang udara yang besar dan merupakan kekuatan dagang besar yang melibatkan India, Afrika, dan Australia.
Dinyatakan bahwa JI pertama kali melibatkan dirinya sebagai kelompok sel teror yang menyediakan dukungan keuangan dan logistik bagi operasi Al-Qaida di Asia Tenggara. Hambali mendirikan perusahaan yang bernama Konsojaya untuk membantu pencucian uang guna mendukung rencana itu, termasuk mendukung Operasi Bojinka yang gagal pada tanggal 6 Januari, 1995.
Bashir kembali ke Indonesia di tahun 1998, ketika pemerintahan Suharto tumbang, dan secara terbuka menyerukan jihad. Sedangkan Hambali bergerak di bawah tanah.
Di tahun 2000, Hambali dianggap melakukan serangkaian pemboman ke gereja-gereja kristen.
Menurut kesaksian seorang penerjemah di pengadilan, Pemerintah Amerika Serikat melalui duta besarnya, pernah meminta kepada pemerintahan Megawati untuk menangkap Bashir dan mengancam akan ada peristiwa jika hal itu tidak dilaksanakan. Megawati menolak karena tidak punya bukti untuk menangkap Bashir.
Ketika kemudian terjadi pemboman Bali, JI dituduh melakukan hal itu. Peristiwa lain yang dianggap dilakukan oleh JI adalah pengeboman hotel Marriott di Jakarta.
Bashir ditangkap polisi Indonesia dan mendapat hukuman karena dituduh menghasut dan memberi inspirasi bagi perbuatan teror.
Namun Bashir kembali di bebaskan karena tidak terbukti bersalah
Hambali ditangkap di Thailand pada tanggal 11 Agustus 2003.
Seorang pria kelahiran Inggris berkebangsaan Australia bernama Jack Roche mengaku menjadi bagian dari rencana JI meledakkan kedutaan besar Israeldi Canberra, Australia pada tanggal 28 Mei 2004. Dia dihukum 9 tahun penjara pada tanggal 31 Mei. Pria ini mengaku bertemu dengan Osama bin Laden di Afganistan.
JI dicurigai melakukan pemboman di kedutaan besar Australia di Jakarta pada tanggal 8 Sep 2004 yang menewaskan 11 orang Indonesia (tidak ada orang asing yang tewas) dan melukai lebih dari 160.
Jamaah Islamiyah wilayah Asia Tenggara
Struktur organisasi JI wilayah Asia Tenggara
Zarkasih - Amir
Bidang Dakwah
Bidang Tarbiyah
Bidahg Perbekalan
Abu Dujana - Bidang Sariyah (militer)
Ishobah I - Solo
Ishobah II - Semarang
Ishobah III - Surabaya
Ishobah IV - Jakarta
Referensi
"Jemaah Islamiah declared 'forbidden'", The Age, 22 April 2008
* Bom Kedubes Filipina, Jakarta 2000. 1 Agustus 2000, bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday. * Bom Kedubes Malaysia, Jakarta 2000. 27 Agustus 2000, granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa. * Bom Gedung Bursa Efek Jakarta 2000. 13 September 2000, ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan. * Bom malam Natal 2000. 24 Desember 2000, serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.
2001
* Bom Plaza Atrium Senen, Jakarta 2001. 23 September 2001, bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera. * Bom Restoran KFC, Makassar 2001. 12 Oktober 2001, ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak. * Bom sekolah Australia, Jakarta 2001. 6 November 2001, bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta.
2002
Bom Bali Pertama
* Bom malam Tahun Baru 2002. 1 Januari 2002, Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa. * Bom Bali 2002. 12 Oktober 2002, tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa. * Bom Restoran McDonald’s Makassar 2002. 5 Desember 2002, bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald’s Makassar. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.
2003
Bom JW Marriott 2003
* Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta 2003. 3 Februari 2003, bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa. * Bom Bandara Cengkareng, Jakarta 2003. 27 April 2003, bom meledak dii area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan. * Bom JW Marriott 2003. 5 Agustus 2003, bom menghancurkan sebagian hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.
2004
* Bom cafe, Palopo 2004, terjadi pada 10 Januari 2004 di Palopo, Sulawesi menewaskan empat orang. (BBC) * Bom Kedubes Australia 2004, 9 September 2004, ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. (Lihat pula: Bom Kedubes Indonesia, Paris 2004) * Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004.
2005
* Dua Bom meledak di Ambon pada 21 Maret 2005 * Bom Pamulang, Tangerang 2005, 8 Juni 2005, bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa. * Bom Bali 2005, 1 Oktober 2005, bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA’s Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran. * Pemboman Palu 2005, 31 Desember 2005, bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.
2009
* Bom Jakarta 2009, 17 Juli 2009, dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 7.00 WIB.
Sebagai catatan saja selama kurun waktu 2005 -2009 semasa pemerintahan SBY-JK relatif tidak ada bom, namun di akhir masa pemerintahan mereka diwarnai bom yang terjadi di tempat yang sama JW Marriott. Semoga di masa masa mendatang Indonesia diwarnai kedamaian tanpa adanya serangan teror dan pertikaian lagi seterusnya.
Di Indonesia, organisasi seperti Darul Islam dan Negara Islam Indonesia (DI/NII) telah mewariskan keturunan baik ideologis ataupun biologis terhadap pelaku-pelaku teror saat ini. Secara resmi, organisasi DI/NII sudah lama tamat. Namun para pelaku teror di Indonesia dari tahun 2000 tidak bisa dilepaskan dari lingkaran organisasi ini, misalnya Fathurrahman Ghozi dan saudaranya Jabir alias Gempur adalah putra dari M. Zainuri, tokoh Komando Jihad asal Jawa Timur yang ditangkap pada zaman Ali Moertopo. Abu Durjana alias Aenul Bahri adalah murid tokoh DI, Ustadz Dadang Hafidz. Pun Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir yang berasal dari lingkaran DI/NII. Lingkaran yang dimaksud adalah organisasi: keluarga besar DI/NII, dan ideologi: mendirikan sebuah negara Islam atau menegakkan syariat Islam di Indonesia.
Ketokohan Noordin sebagai gembong teror sebenarnya tidak terlepas dari geliat gerakan Negara Islam Indonesia (NII), yang juga populer dengan sebutan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Gerakan ini diproklamirkan oleh Sang Imam: Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (SMK).
Seiring dengan penangkapan SMK pada tahun 1962 melalui sebuah operasi “Pagar Betis” yang cukup legendaris di kalangan aktivis NII, gerakan NII mulai terpecah menjadi beberapa faksi–meski ada yang bilang sebenarnya faksi itu hanya merepresentasikan basis wilayah gerakan saja.
Nah, di era tahun 1970-an dan 1980-an, muncul beberapa nama tokoh NII lanjutan, seperti Adah Djaelani (Mamak), Abu Darda, Rahmat Tahmid Basuki (keduanya putra SMK), dan Ajengan Masduki yang berbasis di Priangan. Sementara di Jawa Tengah, muncul nama Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir. Menurut kalangan dalam NII, Abdullah Sungkar ketika itu adalah Amir NII Wilayah III Jateng, sedangkan Abu Bakar Baasyir adalah figur kepercayaan Abdullah Sungkar. Menurut kalangan dalam, baik Sungkar maupun Baasyir berbaiat kepada H. Ismail Pranoto (Hispran) pada tahun 1976–meskipun kemudian hal itu dibantah dalam pleidoi mereka.
Sungkar dan Baasyir pun kemudian bahu membahu dengan para tokoh DI lain, seperti Danu Muhammad Hassan, Aceng Kurnia, Adah Jaelani, dan Gaos Taufik. Sebagai catatan, Danu Muhammad Hassan adalah ayah dari Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin. Ketika para tokoh DI ini dituduh melakukan beberapa aksi teror, seperti pemboman Gereja Methodis di Medan, pemerintahan Soeharto mulai mengambil tindakan represif. Lebih dari 700 anggota dan tokoh DI di Sumatera Utara, Palembang, Lampung, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur ditangkap. Mereka yang ditangkap di antaranya Haji Ismail Pranoto (Hispran), Gaos Taufik, Danu Muhammad Hassan, Muhammad Darda, Timsar Zubil dll. Mereka dituding terlibat gerakan Komando Jihad yang bercita-cita mendirikan NII.
Basis gerakan DI pindah ke Jawa Tengah terutama Solo dan Yogyakarta. Aparat keamanan belum mengendus keterlibatan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir dalam gerakan Darul Islam. Abdullah Sungkar masih aktif berceramah, sementara Abu Bakar Ba’asyir lebih aktif mengurus pesantren. Ceramah-ceramah Sungkar dikenal keras. Salah satu tema paling ia sukai soal aqidah. Konsep aqidah Abdullah Sungkar sangat dipengaruhi pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab, pendiri gerakan Wahabi.
Kecenderungan Wahabiyah yang dikembangkan Sungkar ini memang agak lari dari asal-usul DI itu sendiri, yang justru sama sekali tidak mengarah pada semangat Wahabi.
Pertengahan dekade 1980-an, ketika Borobudur jadi sasaran bom, militer semakin represif, Abdullah Sungkar dan Baasyir pun lari ke Johor, untuk kemudian ke Selangor. Nah, setelah beberapa tahun berdakwah di Malaysia, duo kiyai pentolan dari Ngruki ini kemudian mendirikan Jemaah Islamiyah (JI).. Sebelumnya, beberapa kader DII atau NII telah lebih dulu bermukim di Malaysia. Salah satunya, Abdussalam Rasyidi, yang kini lebih dikenal sebagai Syaykh A.S. Panji Gumilang, pimpinan NII faksi Al-Zaytun–pengelola Universitas Al-Zaytun dan Ma’had Al-Zaytun di Indramayu. Konon, menurut desas-desus di kelompok DI Zaytun ini, Abdussalam punya andil dalam pelarian Sungkar dan Baasyir. Memang, Abdussalam kemudian lebih banyak bermukim di Sabah (Malaysia Timur), sedangkan duo Ngruki kemudian bermukim di Negeri Sembilan (Malaysia Barat).
Di Malaysia, dakwah Sungkar dan Baasyir berjalan mulus. Mereka mulai melakukan perekrutan anggota DI. Beberapa nama yang berhasil berbaiat di hadapan Sungkar dan Baasyir yakni: Hambali, Ali Ghufron, dan Imam Samudera. Di Malaysia, Sungkar bertemu dengan Syaykh Rasul Sayyaf, salah seorang pimpinan Mujahidin Afganistan. Dalam pertemuan itu tercapai kesepakatan kerjasama antara kelompok Syaikh Rasul Sayyaf dengan DI pimpinan Sungkar dalam bentuk pelatihan militer di Afganistan bagi para kader DI. Beberapa kader pun dikirim ke Afghan, termasuk Hambali, Ali Ghufron, dan Imam Samudera.
Sayang, hubungan Sungkar-Baasyir dan tokoh-tokoh DI di tanah air merenggang. Itu karena duet Sungkar-Baasyir dianggap lalai berkoordinasi dengan Amir NII di tanah air, termasuk dalam pengiriman para kader DI ke Afghan.
Singkat cerita, Sungkar-Baasyir mendirikan Jamaah Islamiyah (JI). Keputusan itu sungguh masuk akal karena nama JI jauh lebih universal ketimbang NII, yang sangat Indonesia sentris. Langkah semacam ini juga diikuti oleh NII faksi Al-Zaytun yang memodifikasi sebutan NII di Malaysia menjadi DIN (Daulah Islamiyah Nusantara).
Johor Baru adalah salah satu basis JI pimpinan duet Sungkar-Baasyir. almarhum Dr. Azhari dan Noordin M. Top adalah murid-murid Sungkar-Baasyir. Dari beberapa informasi kalangan dalam, keduanya sudah bergabung dan berbaiat sejak gerakan Sungkar-Baasyir masih bernama DI/TII atau NII.
Melompat jauh ke depan, pada 1998, Noordin menjadi Kepala Sekolah Madrasah Luqmanul Hakiem, salah satu madrasah di Johor Baru yang dibidani kelahirannya oleh Abu Bakar Baasyir, yang menjadi pimpinan tertinggi JI menggantikan Abdullah Sungkar yang sudah mangkat. Ketika, pemerintah Malaysia mulai mengendus aroma tak sedap kelompok pimpinan Baasyir itu, seluruh pesantren yang dicurigai memiliki hubungan dengan Baasyir pun ditutup. Ketika itu, mereka disebut sebagai KMM alias Kelompok Militan Malaysia. Baasyir cs, termasuk Noordin M. Top, pun pindah ke Indonesia–kembali ke asal pergerakan JI bermula ketika dahulu masih bernama DI/TII. Dalam pelariannya itu, Noordin memboyong istri dan ketiga anaknya ke kampung isterinya di Desa Pendekar Bahar, Bangko, Rokan Hilir, Riau. Letak Rokan Hilir memang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Seperti sumbu ketemu tutup, di Indonesia para aktivis JI itu kembali bersinergi dengan para aktivis DI, yang sejatinya merupakan kakak tua secara ideologis. Menurut beberapa mantan aktivis JI di Jawa Tengah, pola tilawah (aktivitas perekrutan) JI 90% serupa dengan pola tilawah di DI. Di antara 10% yang berbeda adalah doktrin JI sudah diwarnai dengan semangat Wahabi. Berbeda dengan doktrin DI yang jelas-jelas tidak mengidentifikasi diri sebagai Wahabi. Hal ini menjadi penjelasan logis, mengapa para istri aktivis JI memakai cadar. Tak seperti aktivis DI yang tidak menganjurkan cadar bagi jamaah perempuan DI.
Sementara itu, ketika sang guru (Baasyir) mulai memerankan pola perlawanan politik yang lebih lunak–di antaranya dengan mendirikan Majelis Mujahidin Indonesia, anak-anak JI lulusan Afghan mulai gerah. Bahkan, ketika perang saudara di Poso dan Ambon meletus, tersiar kabar bahwa anak-anak JI lulusan Afghan kemudian lebih memilih bergabung dengan para sejawat DI lulusan Afghan untuk bertempur di dua daerah konflik tersebut.
Ketika dua perang lokal itu berakhir, mereka seolah kehilangan medan jihad. Wajar jika mereka kemudian mencari medan jihad baru. Nah, ketika itulah, Hambali berhasil memfasilitasi kerinduan mereka untuk berjihad. Apalagi, ketika itu Hambali telah menjelma menjadi salah satu tokoh Al-Qaeda di Asia Tenggara. Sejak itu, berhembus kabar bahwa JI pecah. Satu kelompok tetap setia pada JI pimpinan Baasyir yang lebih moderat, sedangkan satu kelompok lagi JI yang didukung Hambali yang lebih memiliki karakter kelompok paramiliter. . Kelompok kedua inilah, yang kemudian berkembang menjadi kelompok yang kini dibesarkan oleh Noordin M. Top cs.
Dari latar belakang itu, ada beberapa simpul yang bisa menjelaskan mengapa Noordin tidak menebar teror di negerinya: Malaysia.
Pertama, basis ideologi JI adalah Indonesia karena JI lahir dari gerakan DI/TII atau NII.
Kedua, karena alasan pertama itu, Noordin lebih mudah mendapat dukungan ideologis dari para aktivis JI maupun DI di Indonesia. Memang, tidak semua aktivis DI sepakat dengan cara-cara Noordin. Bahkan, Baasyir yang merupakan guru sekaligus mentor, pun tak sepakat dengan teror ala Noordin. Apalagi di Malaysia, jamaah DI maupun JI sudah semakin terdesak, yang pada akhirnya membuat ke-DI-an dan ke-JI-an mereka semakin memudar.
Ketiga, jauh lebih mudah bagi Noordin untuk merekrut anggota baru di Indonesia ketimbang di Malaysia. Karakter orang Indonesia jauh lebih mudah dikader untuk menjadi militan ketimbang orang Malaysia.
Keempat, dalam doktrin DI–organisasi militan pertama yang dikenal Noordin–Indonesia diyakini sebagai pusat dakwah dan kebangkitan Islam dengan sebutan Madinah Indonesia. Karena itu, Indonesia memiliki kedudukan istimewa dalam hati Noordin. Bahkan, bisa jadi Noordin merasa lebih nyaman menjadi JI yang Indonesianis ketimbang sebagai JI yang Malaysianis.
Saya tak ingin menggunakan DI/NII ini sebagai stigmatisasi, ataupun menafikan banyaknya mantan tokoh dan keturunan organisasi ini yang tidak ada kaitannya lagi dengan aksi-aksi teror saat ini. Saya hanya ingin menekankan satu hal: generasi terorisme lokal sangat berpotensi menjelma terorisme global. Organisasi lokal adalah cikal-bakal dari organisasi global. Oleh karena itu, warisan ideologi dan dendam kesumat dari generasi itu harus dipotong secara tuntas, sembari melakukan antisipasi terhadap munculnya organisasi-organisa si teror lokal baru di Indonesia. Karena terbawa arus melawan terorisme global, sebagian masyarakat dan aparat pemerintah justru lengah terhadap kemunculan organisasi-organisa si teror lokal baru yang dengan leluasa melakukan kekerasan, pengrusakan, dan penyerangan terhadap kelompok-kelompok dalam masyarakat yang dianggap berbeda pandangan.
Agar cerita DI/NII dan segala turunannya itu tak terulang lagi, dan agar organisasi-organisa si lokal tidak bisa dimanfaatkan oleh jaringan global yang memungkinkan terjadinya aksi-aksi kekerasan seperti yang kita saksikan saat ini, maka diperlukan ketegasan aparat pemerintah untuk menindak kelompok-kelompok teror lokal baru diantaranya adalah Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah Sembilan ( NII KW9 ) yang berpusat di pesantren Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat.
Nan himi deulttaemyeon Lucky in my life! Geudaega kkumcheoreom dagaoneyo Seulpeo jilttaemyeon nan Lucky in my dream! Geudae ttaseuhage nareul kkok gamssajuneyo
Eonjena i-reoke useoyo nan sesangi himdeulge haedo nan jeoldae Nunmureun bo-igo sipjin anchyo~ nae mameul moreuneun geudaerado-
Meolliseo-rado geudaeui geu misoreul ganjikhalsuisseo dahaengijyo Ulgo sipeulttaen Lucky in my love!
Sangsangsok geudaega meotjyeoboyeoyo Uljeokhaejimyeon nan Lucky in my world! Geudae kkumgyeolcheoreom nareul kkok anajujyo
Eonjena i-reoke useoyo nan sesangi himdeulge haedo nan jeoldae Nunmureun bo-igo sipjin anchyo~ nae mameul moreuneun geudaerado-
nappun maumul mokge hae gudaerul itnun maum naegenun johun mam anya nomu nappun maumiya nappun mamiya nappun mamiya uri sarang yongwonhi obsojichi anha
nappun maumul mokge hae kudaerul itnun maum naegenun johun mam anya nomu nappun maumiya nomu nappun mamiya nomu nappeun maumiya uri sarang ji-ununggon nomu nappun maumiya
Deullyeoyo ijeneun boayo ijeneun Kkotboda deo areumdaun sujubeun maeumeul
Oroji nan geudaemaneul saranghamnida
Stand By Me Shinee
Stand by me nal parabwajwo Ajik sarangeul morujiman Stand by me nal jikyobwajwo Ajik sarange sotul-jiman
Noreul bulsurok kibuni chohwajyo Nado mollae noraereul bullo Han songi jangmireul sago shipojin Iron nae moseub shingihande Nae ma-eumi noyege dah-neundeuthae I sesangi areumdawo Iron solle-i-meul nodo neuggindamyon Budi chogumman kidaryojwo
Together make it love Forever making you smile Noye hwanhan miso gadukhi Together make it love Forever making you smile Ije naesoneul naesoneul chaba
Stand by me nareul parabwajyo Ajik sarangeul moreujiman Stand by me nareul jikyobwajwo Ajik sarange sotungot kata Noreul alsurok kaseumi ttollyowa Na-neun geujo utgoman isso Noyege salmyoshi kiseu haebol-kka Chogum ni mame tagasol-kka Nae ma-eumi ojjomyon sarangil-kka Nan ajigeun sujubeunde Ajik hangoreumdo tagasoji mothan Naye sarangeul kidaryojwo
Together make it love Forever making you smile Noye hwanhan miso gadukhi Together make it love Forever making you smile Ije chogumsshik chogumsshik kalkke
Stand by me nareul parabwajwo Choum to kakkawo chigoshipo Stand by me nareul jikyobwajwo Jom do mochige boigo shipo
Nan chew-umen mollasso Nugunga parabo-neun-ge Ajikdo naema-eum molla Keudae-neun keudaereul saranghae
Together make it love Forever making you smile Noye hwanhan miso gadukhi Together make it love Forever making you smile Ije naesoneul naesoneul chaba
Stand by me nareul parabwajyo Ajik sarangeul moreujiman Stand by me nareul jikyobwajwo Ajik sarange sotungot kata
Love is fire Na ajigeun na ajigeun nege Love is fire Jakgo bujokhaedo Love is fire Jikyeobwajwo
Just baby come come come come together I’m looking for you
Neomunado keojyeobeorin ni dwie Buseojilkka josimseureon ni dwie Byeonhameomneun nae mami sumeoisseo amuri niga naegen himdeureodo
Love is fire Na ajigeun na ajigeun nege Love is fire Jakgo bujokhaedo Love is fire Jikyeobwajwo Just baby come come come come together I’m looking for you
gyeot e iss eo do eon je na geu gyeot e iss eo do eon je na geu hey, my girl yu ri cheo reom nae gen bur an han maa un ma eum in geor gyeot e iss eo do eon je na geu gyeot e iss eo do eon je na geu gyeot e iss eo do eon je na geu ri un geol hey, my girl i dae ro neor pum an e dam go sip eo
haet sar dalm eun neo ui geu mi so ba ram eur dalm eun ne hyang gi tta tteut han sum gyeol sing geu reo un neo ui nun bic i joh a haeng bog e han a reum chwi han sa rang i kkum i doel kka bwa da sa ra jil kka bwa gyeot e it neun ne son eur kkog jap ge dwae sya sya ra sya ra sya ral la ra hey my sya sya ra sya ra sya ral la ra hey my girl sya sya ra sya ra sya ral la ra in my heart) a swi un ma eum in geor a swi un ma eum in geol gyeot e iss eo do eon je na geu ri un geol hey, my girl yu ri cheo reom nae gen bur an han ma eum in geol a swi un ma eum in geor a swi un ma eum in geol gyeot e iss eo do eon je na geu ri un geol hey, my girl i dae ro neor pum an e dam go sip eo o nan neo man bo myeon neo mu du geun dwae neon i reon nar bo myeon seo neur ut gon hae i reon ge sa rang il kka i reon ge haeng bog il kka mae ir a chim nun eur tteu gi man eur (you know) ha ru ha ru keo ga neun nae ma eum ni ga mos tta ra ol kka bwa gir eur ilh eur kka bwa gyeot e it neun ne son eur kkog jap ge dwae sya sya ra sya ra sya ral la ra hey my sya sya ra sya ra sya ral la ra hey my girl sya sya ra sya ra sya ral la ra in my heart ) yeong won hi meo mul leo jwo a swi un ma eum in geor a swi un ma eum in geol gyeot e iss eo do eon je na geu ri un geol hey, my girl yu ri cheo reom nae gen bur an han ma eum in geol a swi un ma eum in geor a swi un ma eum in geol gyeot e iss eo do eon je na geu ri un geol hey, my girl i dae ro neor pum an e dam go sip eo a swi un ma eum in geor a swi un ma eum in geol gyeot e iss eo do eon je na geu ri un geol hey, my girl yu ri cheo reom nae gen bur an han ma eum in geol a swi un ma eum in geor a swi un ma eum in geol gyeot e iss eo do eon je na geu ri un geol hey my girl i dae ro neor pum an e dam go sip eo
I’ll be waiting for you geu dael gidarilgeyo Deo isang apeun nunmul boiji aneulraeyo You let me know geojitmal gateun sarang Nochi aneul guh ehyo balo geudeh ni ggayo
I’ll be waiting for you geu dael gidarilgeyo Deo isang apeun nunmul boiji aneulraeyo You let me know geojitmal gateun sarang Nochi aneul guh ehyo balo geudeh ni ggayo
I’ll be waiting for you geu dael gidarilgeyo Deo isang apeun nunmul boiji aneulraeyo You let me know geojitmal gateun sarang Nochi aneul guh ehyo balo geudeh ni ggayo
Love U geudael tteoollimyeo ije dasi kkok nuneul gamjyo Saranghae geudae du nun chaeul su itdamyeon Saranghae geudae naege useum boyeojundamyeon Jeogi byeolbitmajeodo modu gajyeoda jultende Saranghae ireon nae mam jeonhal su itdamyeon Saranghae geudae geu mam gareuchyeo jundamyeon Na modu darmagalkkeyo Love U Love U Love U yeongwonhi~
Geudae ttaraseo geotgo isseoyo jeogi dalbit dwie sumeo Geuri nunchi eobseumyeon eotteokhaeyo Birado naerige gureumege tto hanbeon butakhalkkayo Jeojeun geudae maeum ana jul su itge
Love U geudael tteoollimyeo ije dasi kkok nuneul gamjyo Saranghae geudae du nun chaeul su itdamyeon Saranghae geudae naege useum boyeojundamyeon Jeogi byeolbitmajeodo modu gajyeoda jultende Saranghae ireon nae mam jeonhal su itdamyeon Saranghae geudae geu mam gareuchyeo jundamyeon Na modu darmagalkkeyo Love U Love U Love U yeongwonhi
Niga neomu pogosip’eun nalen Neomu kyeondigi himdeul naleneun Neoreul saranghanda ipgae maemdola Honja dasi tto CRYING FOR YOU Honja dasi tto MISSING FOR YOU Baby! I love you! I’m waiting for you!
Neoui harue nan eoptgettji Tto kieokjoch’a eoptgettjiman Neoman paraman pogoittneun nan Honja ch’ueokeul mandeulgo isseo
Niga neomu saenggaknaneun nalen Kaseum sirigo seulp’eun naleneun Niga pogosip’ta ipgae maemdola Honja dasi tto CRYING FOR YOU Honja dasi tto MISSING FOR YOU Baby! I love you! I’m waiting for you!
Bye, bye, never say goodbye Ireohke chapji mothajiman I need you amu maldo mothae I want you Paraedo dasi paraedo
Niga neomu pogosip’eun nalen Neomu kyeondigi himdeul naleneun Neoreul saranghanda ipgae maemdola Honja dasi tto CRYING FOR YOU
Niga neomu saenggaknaneun nalen Kaseum sirigo seulp’eun naleneun Niga pogosip’ta ipgae maemdola Honja dasi tto CRYING FOR YOU Honja dasi tto MISSING FOR YOU Baby! I love you! I’m waiting for you!
Dipertengahan bulan Ramadhan 19 tahun silam, atau tepatnya tgl 11 April 1990 aku melihat dunia pertama kalinya. Sorak sorai keluarga membahana menyambut anak pertama dari pasangan muda.
Aku tumbuh di keluaraga yang mampu tp kurang begitu humoris ato cenderung kaku. Mungkin itu yang menyebabkan aku sekarang juga menjadi sosok yang kaku seperti kedua orang tuaku. Bahkan aku lebih parah dari mereka berdua.
Begitu susah aku bergaul dengan orang lain. Hal itu aku rasakan setelah aku lulus SD. Begitu susahnya aku beradaptasi dengan lingkungan baruku, dengan sekolah baruku. Hampir 1 bulan aku hanya dekat dengan satu orang teman.
Saat ini kondisi malah semakin parah setelah aku masuk kampus kristen. Aku sangat menyesal tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur bayar puluhan juta. Disini aku semakin terpuruk, aku tidak punya sahabat. bayangkan dikampus yang tiap harinya ribuan orang berseliweran tak satupun yang menjadi sahabatku. Teman adalah, tapi sekedar teman belajar di kampuz aja. itu juga bisa diitung dengan jari.
Terkadang aku merasa iri melihat teman2ku bercanda dan tertawa lepas. Aku pernah mencoba untuk berubah dan mendekati mereka. Namun apa yang terjadi? di kerumunan itu aku hanya bisa tertawa kecil, tak sepatah kata keluar dari mulut aku. Mulutku seperti terkunci, otakku membeku tak tau apa yang mesti ku katakan untuk mengimbangi atau ikut bercanda dengan mereka.