Catatan Vivi

Jumat, 09 Oktober 2009

Teror Belum Hilang, Waspadai Jaja dari NII Kelompok Banten

Teror Belum Hilang, Waspadai Jaja dari NII Kelompok Banten
Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri tak lantas bisa berleha-leha setelah berhasil menembak mati dua teroris yang diduga Syaifuddin Zuhri dan Syahrir. Sebab, belum semua pentolan kelompok teroris telah dibekuk. Menurut sumber-sumber yang ditemui Jawa Pos, baik dari kepolisian maupun kalangan ikhwan, ancaman teror sama sekali belum hilang.

Peringatan itu disampaikan Ali Fauzi, adik Amrozi dan Ali Ghufron (dua orang terpidana bom Bali yang dieksekusi pada 9 November 2008, Red).

''Tidak perlu euforia dulu polisi. Boleh-boleh saja Syaifuddin dan Syahrir tewas. Namun, yang punya pikiran dan keyakinan sama dengan mereka masih banyak di Indonesia,'' tegasnya.

Ali Fauzi bahkan mengatakan, dirinya tak akan terkejut apabila dua atau tiga bulan lagi tiba-tiba ada serangan lagi. ''Bukannya saya mau menakut-nakuti. Tapi, saya hanya mengungkapkan kemungkinan,'' ucap mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) senior itu.

Tengara Ali Fauzi tersebut memang beralasan. Buktinya, di kalangan ''aktivis jihad'' beredar SMS yang bernada mengutuk Densus. Begini bunyinya. Allahumma dammir Densus-88 Tadmiiro! Wa farriq jam'ahum! Wa syattit syamlahum! Wasydud wath'ataka 'alaihim! Allahumma shihim 'adada! Waqtulhum badada! Wa laa tubqi minhum ahada! Waj'alhum qirodata, wa khonaaziro wa'abadath thooghuut!!! Bila diartikan tak lebih dari caci maki terhadap Densus 88 Antiteror Mabes Polri. (arti harafiahnya: Ya Allah, hancur leburkanlah Densus 88! Azablah mereka! Catatlah mereka! Bunuhlah mereka dengan keji! Jangan sisakan seorang pun di antara mereka! Jadikan mereka kera-kera, babi-babi, dan budak-budak toghut!). Itu menunjukkan indikasi masih ada orang Indonesia yang memilih sepaham dengan Syaifuddin dan Syahrir.

Namun, sebuah sumber di kepolisian mengatakan bahwa ada satu nama yang kini paling diburu. Yakni, Jaja. Dia adalah aktivis NII (Negara Islam Indonesia) dari kelompok Banten dan diduga kuat kenal baik dengan Rois, dalang bom di Hotel Marriott 2003 yang kini tengah menunggu hukuman mati. Rois diketahui bukan dari background Jamaah Islamiyah, melainkan dari NII.

Sumber tersebut mengatakan bahwa Jaja secara militer jauh lebih berbahaya bila dibandingkan dengan Syaifuddin dan Noordin M. Top digabungkan sekaligus. ''Dia (Jaja, Red) merupakan salah seorang organisator kamp pelatihan militer di Mindanao,'' tutur sumber tersebut. Namun, Jaja tidak bergabung di kamp Hudaibiyah ataupun kamp Abu Bakar milik MILF. Namun, dia mengorganisasi kamp pelatihan sendiri yang dikenal dengan kamp NII di Pulau Saranggani, salah satu pulau yang berjarak sekitar enam jam naik pump boat dari daratan Pulau Mindanao.

''Empat tahun lalu dia sudah kembali ke Indonesia yang sebelumnya bolak-balik Mindanao-Indonesia,'' tuturnya. Nama Jaja itu cukup dikenal di kalangan aktivis jihad sebagai salah seorang organisatoris kamp NII paling jempolan.

Setelah banyak anggota jaringan Jamaah Islamiyah (JI) ditangkap dan memilih ''tiarap'', Noordin pun ''menoleh'' ke jaringan NII, terutama dari kelompok Banten. Selain karena secara tradisional antara JI dan NII masih ''saudara kandung'', NII ''menyediakan'' banyak sumber daya manusia setelah orang-orang JI habis ditangkapi ataupun dipantau ketat polisi.

Persentuhan kelompok Noordin dengan NII dimulai sejak bom Marriott pada 2003. Indikasinya, pelaku bom bunuh diri, Heri Golun, adalah orang NII. Demikian juga Rois, salah seorang master mind-nya adalah pentolan NII. Syaifuddin maupun Syahrir pun merupakan salah seorang pentolan kelompok NII Banten.

Ketika ditanya soal nama Jaja, Ali Fauzi tak mau berkomentar. ''Saya tak tahu nama itu,'' kelitnya. Na­mun, Ali Fauzi justru mengomentari kiprah Syaifuddin. ''Kelasnya, terutama dalam hal escape (melarikan diri), masih jauh dari Noordin,'' tuturnya.

Ali Fauzi mengatakan, itulah perbedaan antara aktivis jihad yang mempunyai background militer yang cukup dan yang hanya mempunyai background akademisi. ''Noordin bisa enam tahun bertahan, sedangkan Syaifuddin baru sebulan muncul sudah tertembak,'' tambahnya. (ano/kum)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda